nakzuna: (Default)
 suar rembulan tiada jenuh jadi pusat atensi mika, dipandangi hingga si wira hanyut dalam pikiran. menghadap pundaknya ialah para bangsawan yang tengah menikmati jalannya perayaan ulang tahun kerajaan.
 
pangeran bungsu ini tak begitu suka hiruk pikuk ruang dansa, kakinya pun menuntun diri pada taman kerajaan yang kini ia pijak.
 
sayangnya rasa bosan tak kunjung mengering, malah membasuh diri lebih deras. mika bukan perenung namun ia mendapati kalbu dibawa arus tanpa sampan menyelam dalam lautan perandaian.
 
andai ia tak sendiri, apa mungkin bosan masih tetap menjelajah sanubari?
 
“tidak apa-apa bila sang pangeran absen dari acara kerajaannya sendiri?” kalimat tanya dilantunkan suara paling lembut, melebihi lautan.
 
netra beralih pandang, mengamat rupa pencipta tuturan merdu nan menenangkan kala menyapa rungu.
 
cinta pandangan pertama itu nyata dan seluruh kalimat yang ditulis dalam lembaran kisah ini tak cukup untuk melukis perasaan mika.
 
melihat bibir terkatup serta corak tertegun pada wajah sang pangeran, entitas rupawan di hadapannya tertawa. “kenapa, yang mulia mika?”
 
senyum terpatri lembut pada paras mika, kuasanya menarik lalu menautkan jemarinya dengan milik arashi. “yang mulia mika, ya? bagaimana kabarnya sang ratu milik yang mulia mika?”
 
“baik, dan akan selalu lebih baik di sisi yang mulia mika.” akhir kalimat diselingi tawa keduanya, kasmaran untuk sekali lagi.
 
sepersekian sekon kemudian dua atma yang berpegangan disapa melodi klasik yang sangat bersahabat dengan rungu, sepertinya sesi dansa kerajaan tengah berlangsung.
 
arashi, dengan perangai yang selalu anggun, meminimasi jarak hingga sebelah lengannya merengkuh tengkuk mika. lengan yang bertaut ia angkat setinggi bahu.
 
“mari berdansa mika-ku, pura-pura lupa bahwa dunia tidak hanya untuk kita.”
 
dan untuk sekali lagi, sang pangeran dijajah hatinya oleh putri kerajaan sekutu.
 
“sebuah kehormatan, ratuku.”
 
jika mika bisa, insan penuh harap itu akan meraih bulan untuk juwita pujaan hati. namun ia hanya mampu jadi milik arashi, memastikan ratunya bahagia.
 
maka tak kalah lembut perilakunya memeluk pinggul arashi, tepat di atas lekukan gaun putihnya. berdansa hingga semakin larut dalam candu dewi tercantik satu mayapada.
 
oh, bulan ingin menyampaikan rasa iri sebagai saksi bisu romansa malam ini.
 
“aku untuk sekian kalinya jatuh cinta denganmu, ara.”
 
tutur berisi ungkapan cinta tak dibalas kata, namun ranum semanis madu yang menjadi umpan balik.
 
sebuah kecupan dari arashi untuk mika, tiada selain melukis segenap rasa kasih. pula tak pernah habis dirinya memuji sang dara yang ia rengkuh.
 
“perasaan seorang gadis mampu dibuat berbunga hanya karena kalimat itu, mika. hati-hati.” menyimpul senyum, bibir yang terkatup kembali mengundang tawa pangeran.
 
“jika seperti itu maka lisan ini akan berhati-hati untuk hatimu.”

Profile

nakzuna: (Default)
nako

Custom Text

tori ngomong, "konsonan langit yang akan menjadi sebuah takdir cinta kita menjadikan hamparan bahwa saksi ini detik ini secara sinaran ultrafeng yang mulai dinaungi oleh greenday akan menjadi cranberries cinta kita menjadi nyata aku sudah mempersembahkan terjun dari helikopter untuk kamu sayang."